Cara Budidaya Ayam Hutan Hijau Terbaru Dan Trik Merawat


Budidaya ayam hutan hijau menjadi salah satu potensi perjuangan yang banyak disenangi untuk dikembangkan. Selain karena fisik ayam hutan hijau, atau yang juga kerap disebut selaku ayam bekisar, yang manis, nilai hemat dari varian ayam hutan ini mampu mencapai Rp 1-2 juta per ekornya.





Panduan Membudidayakan Ayam Hutan Hijau










1. Pemilihan Lokasi Kandang





Pada dasarnya, ayam bekisar yaitu hewan liar yang hidup di pinggiran hutan. Walau mungkin sudah dipelihara sejak usianya masih kecil, bukan berarti ayam bekisar gampang untuk dijinakkan. Proses penjinakan harus dilalui dengan tekun dan ulet alasannya adalah hewan ini memiliki sifat alami yang cukup garang.





Oleh karena itu, ada baiknya untuk menempatkan kandang binatang ini jauh dari pemukiman penduduk. Usahakan semoga tempat budidaya mempunyai suasana yang damai sehingga ayam hutan hijau akan merasa tenteram.





Baca Juga : Tahap Cara Ternak Ayam Hutan Hijau yang Mudah untuk Pemula





2. Persiapan Kandang





Persiapan Kandang
(Sumber: Bp4kgresik.wordpress.com)




Selain menjadi daerah berteduh dikala hujan atau panas yang terik, sangkar juga berfungsi untuk meredam sifat liar ayam bekisar yang populer sulit dihilangkan. Sama mirip budidaya unggas lain, sangkar ayam bekisar mesti ideal semoga prosedur budidaya bisa berjalan efektif dan efisien nantinya.





Kandang wajib dibentuk senyaman mungkin biar ayam gampang menyesuaikan diri dan tidak merasa stres. Adapun patokan sangkar ideal untuk ternak ayam hutan hijau adalah:





  • Berukuran minimal 5×5 meter dengan bahan dingin seperti asbes atau genting serta memakai lantai tanah.
  • Bagian dinding sangkar dibuat setengah tiang saja, alias semi permanen.
  • Memiliki tinggi optimal 3 sampai 5 meter.
  • Penyediaan ruang terbuka di sekeliling bangunan dengan sisi-sisinya dilapisi dengan pagar biar ayam bekisar tidak keluar menjauh atau kabur.




Dengan ukuran tersebut, pembudidaya mampu memasukkan 3 indukan betina dan 1 indukan betina pada 1 kandang yang serupa.





3. Pemilihan Indukan





Pemilihan indukan memegang peranan yang sangat penting dalam budidaya ayam bekisar. Indukan yang bermutu baik niscaya akan menghasilkan anakan yang juga bermutu mumpuni. Karakteristik dari indukan ayam jantan dan betina bermutu cukup berlawanan satu sama yang lain.





Adapun tolok ukur indukan ayam jantan dan betina yang bermutu baik adalah selaku berikut.





  • Ukuran ayam hutan hijau jantan jauh lebih besar dibandingkan dengan ayam betina.
  • Ayam jantan cenderung lebih indah dari segi warna bulunya. Dimana bab bulu pada ayam ini berwarna hijau bercampur dengan ungu dan kombinasi warna-warna mempesona yang lain. Sementara ayam betina relatif memiliki warna standar mirip hitam dan coklat.
  • Indukan yang bagus harus memiliki pergerakan aktif nan lincah serta mempunyai suara kokok yang keras.
  • Tidak memiliki luka atau cacat pada bagian tubuhnya.
  • Berada dalam kondisi terbaik dan tidak terpapar oleh jenis hama atau penyakit apapun.




4. Mengawinkan Kedua Indukan





Setelah berhasil menemukan indukan yang ideal, secepatnya kawinkan keduanya untuk memulai proses budidaya. Prosedur pengawinan indukan sendiri adalah:





  • Dekatkan indukan jantan dan betina pada satu sangkar. Hal ini akan membantu keduanya untuk saling mengikuti keadaan satu sama lain.
  • Bila kedua indukan telah mulai menawarkan rasa ketertarikannya, maka perkawinan bisa segera dilangsungkan.
  • Umumnya, kedua indukan akan memerlukan waktu yang relatif usang untuk saling mengikuti keadaan. Ini dikarenakan sifat alamiah ayam hutan hijau yang cenderung liar. Sehingga perkawinan kedua indukan akan menyantap waktu yang lebih usang.
  • Apabila peternak memiliki lebih dari 1 indukan betina, maka tempatkan mereka dalam 1 sangkar yang serupa. Nantinya, indukan jantan sendiri yang akan memilih indukan betina mana yang ingin dikawini.
  • Berhasil atau tidaknya perkawinan ayam bekisar ditunjukkan oleh sifat indukan betina yang kasar saat didekati oleh indukan betina atau indukan jantan lainnya.
  • Setelah itu, peternak bisa mulai menyiapkan sarang sebagai kawasan indukan betina untuk bertelur.




Baca Juga : Trik Rahasia Cara Budidaya Ayam Buras Berkualitas Tinggi





5. Perawatan dan Pemeliharaan





Perawatan dan pemeliharaan yang bagus besar lengan berkuasa pribadi terhadap kualitas ayam hutan hijau. Berikut ini merupakan beberapa langkah perawatan dan pemeliharaan ayam sesuai patokan budidaya ayam hutan hijau.





a. Pemberian Pakan





Pemberian Pakan
(Sumber: Gallusacademika.blogspot.com)




Pakan menjadi sumber nutrisi bagi ayam hutan hijau. Di habitat aslinya, jenis ayam ini biasa menyantap cacing dan serangga berskala kecil mirip jangkrik dan semut. Akan namun, dikala dibudidayakan jenis pakan yang diberikan mesti lebih bervariatif biar ayam hutan hijau memiliki kemajuan yang bagus. Contohnya saja bekatul dan biji-bijian yang bisa menjadi sumber protein. Untuk frekuensi pinjaman pakan mampu dilaksanakan setiap 2 sampai 3 kali dalam 1 harinya, bergantung pada usia dan kebutuhan hewan itu sendiri.





b. Vaksinasi





Pemberian vaksin ditujukan biar kesehatan ayam hutan hijau terjaga. Berbagai jenis virus dan penyakit yang umum mengincar ayam bekisar pun bisa dimusnahkan.





Apalagi untuk virus flu burung yang menjadi bahaya terbesar bagi kegagalan budidaya ayam bekisar. Karenanya, tentukan untuk berkala melaksanakan vaksinasi pada ayam budidaya sedikitnya 3-6 bulan sekali dengan meminta perlindungan dari dinas peternakan lokal.





c. Pemberian Vitamin





Asupan vitamin harus dilengkapi guna menunjang kesehatan ayam hutan hijau. Seperti yang dikenali, derma vitamin yang lengkap akan membuat nafsu makan ayam hutan hijau meningkat. Juga merangsang pembentukan antibodi yang hendak digunakannya untuk mencegah berbagai serangan penyakit di periode mendatang.





d. Pemberantasan Hama Kutu





Kutu sejatinya merupakan salah satu jenis hama yang sering menyerang binatang ternak, utamanya jenis unggas-unggasan. Agar binatang ternak terhindar dari resiko terserang hama, maka perlu dikerjakan penanggulangan efektif dengan mempertahankan sanitasi kandang tetap higienis dan tidak lembab. Pemberian obat anti kutu secara terencana juga bisa jadi langkah preventif bagi peternak ayam bekisar.





Baca Juga : 8 Tips Jitu Cara Merawat Ayam Bekisar Cepat Gacor





6. Menetaskan Telur Ayam Hutan Hijau





Menetaskan Telur Ayam Hutan Hijau
(Sumber: Hobiternak.com)




Seusai fase perkawinan berlangsung, indukan ayam hutan hijau betina akan mulai memproduksi telur dengan jumlah 3 hingga 4 butir.





Hewan yang terkenal akan bulu indahnya ini meningkat biak dengan cara ovipar. Adapun untuk mekanisme penetasannya sendiri mampu dilakukan dengan 2 cara. Yakni secara alami oleh indukan betinanya eksklusif, dan secara produksi oleh pihak peternak.





Bila ingin melaksanakan penetasan secara alami, maka siapkan kawasan khusus untuk mengerami telur bagi induk betina. Biasanya, proses pengeraman alami ini akan berlangsung selama 21 hari lamanya.





Namun jikalau hingga ketika yang sudah diputuskan, telur tak kunjung menetas, besar kemungkinannya kualitas dari telur sungguh jelek. Pada tahap ini, sebaiknya peternak membuang telur tersebut biar tidak mensugesti mutu telur yang lain.





Sekarang ini, telah banyak sekali peternak yang memilih untuk melaksanakan penetasan secara buatan. Mengingat cara ini lebih efisien dalam mengurangi persentase kegagalan pengeraman. Diketahui, tingkat keberhasilan yang akan diperoleh ketika menggunakan mesin tetas bisa mencapai 80% sampai 90%.





Itulah kilas singkat cara budidaya ayam hutan hijau untuk pemula yang bisa dijajal. Dibekali dengan info lengkap tentang cara budidaya dan disertai oleh rasa sabar sekaligus giat dari peternak, pasti bisnis ini akan menciptakan banyak keuntungan.





Jangan lupa untuk ikuti perkembangan website kita dengan LIKE Facebook, Follow Twitter dan Instagram TrikMerawat.com. Jangan Lupa Juga Untuk Follow Instagram dan Subscribe Channel Youtube penulis.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Daun Afrika – Taksonomi, Morfologi, Habitat, Sebaran, Faedah & Budidaya

Gurita – Taksonomi, Morfologi, Perilaku, Habitat & Reproduksi

Is It Toxic Or Simply Annoying?